Periode protosejarah
Bas-relief (relief dalam) pada
Candi Borobudur,
menunjukkan kapal/perahu bercadik khas Nusantara yang digunakan
pedagang dari wilayah ini. Perhatikan pula arsitektur rumah panggung di
sisi kiri, yang banyak dijumpai di berbagai tempat di Nusantara.
Kontak dengan dunia luar diketahui dari catatan-catatan yang ditulis orang
Tiongkok.
Dari sana diketahui bahwa telah terdapat masyarakat yang berdagang
dengan mereka. Objek perdagangan terutama adalah hasil hutan atau kebun,
seperti berbagai
rempah-rempah, seperti
lada,
gaharu,
cendana,
pala,
kemenyan, serta
gambir, dan juga
emas dan
perak.
Titik-titik perdagangan telah tumbuh, dipimpin oleh semacam penguasa
yang dipilih oleh warga atau diwarisi secara turun-temurun. Catatan
Tiongkok menyebutkan bahwa pada abad-abad pertama masehi diketahui ada
masyarakat beragama
Buddha,
Hindu, serta
animisme. Temuan-temuan
arkeologi dari beberapa ratus tahun sebelum masehi hingga periode Hindu-Buddha menunjukkan masih meluasnya budaya
Megalitikum, bersamaan dengan budaya
Perundagian. Catatan
Arab menyebutkan pedagang-pedagang dari timur berlayar hingga pantai timur Afrika. Peta
Ptolemeus, penduduk
Aleksandria, menuliskan
Chersonesos aurea ("Semenanjung Emas") untuk wilayah yang kemungkinan adalah
Semenanjung Malaya atau Pulau Sumatera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar